Berita Bohong Merajalela, Forum Wartawan Joeang Ajak Media Lawan Segala Informasi Bohong

oleh -431 Dilihat

Jakarta – Peran media dinilai sangat penting dalam membangun komunikasi ke masyarakat dalam rangka mencegah berita hoaks, ujaran kebencian, dan intoleransi serta mendukung membentuk opini positif.

Forum Wartawan Joeang (FWJ) pun mengajak Media agar bisa mengembalikan kepercayaan publik dengan menjawab tantangan atas maraknya serbuan berita hoax atau informasi bohong yang dibuat seolah-olah sebagai karya jurnalistik.

“Berita hoaks sangat meresahkan masyarakat, kami berharap media-media mainstrem di Indonesia bisa ikut berkontribusi positif untuk menangkal hoaks dan fitnah ditahun politik ini,” tegas Ketua FWJ Rizki saat diskusi publik bertema “Tahun Politik, Media Menangkal Hoax & Fitnah” di UP2YU Cafe Hotel Ibis Cikini, Menteng Jakpus, Jumat (19/10/2018).

Turut hadir narasumber lainnya diantaranya Kapendam Jaya, Kolonel Inf Kristomei Sianturi, Plt. Kepala Biro Humas Kemkominfo RI, Ferdinandus Setu, Pengamat IPI Karyono Wibowo, Ketua JPPR Sunanto, Ketua Forum Wartawan Polri Naek Pangaribuan dan Komisioner KPI Stefano Pariera.

Sementara itu, Ferdinandus Setu menegaskan bahwa Kemenkominfo RI siap berjuang melawan hoaks saat ini. Dia pun mengajak semua pihak untuk bergotong royong melawan hoaks atau kabar palsu dan fitnah yang merajelela akhir-akhir ini.

“Kami berjuang terus untuk melawan hoak dan gotong royong melawan berita bohong dan kabar palsu,” terang Ferdinandus.

Dikatakan Ferdinandus, pihaknya akan bersikap tegas dengan banyaknya portal-portal online yang kerap memberitakan berita bohong ini dan negara memiliki dasar hukum untuk melindungi netizen.

“Hoaks adalah sesuatu yang perlu kita hindari, itu sesuatu yang salah dan keliru,” jelasnya.

Ia pun menyayangkan jika disinformasi di buat untuk tujuan tertentu dan menghalalkan segala cara dengan menyebarkan fitnah yang sengaja dibuat untuk merugikan orang lain. 

“Kominfo sudah melakukan pendekatan untuk mengalahkan hoaks. Salah satunya adalah pendekatan regulasi, pendekatan teknologi untuk menghalau konten yang ingin memecah dan pendekatan sosial budaya,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.