Bergantian Sambangi KPK, Massa Anggap Takhayul Jika Percaya Bantahan Novel yang Tak Berhubungan dengan Politik

oleh -173 Dilihat

JAKARTA – Jelang momentum 2 tahun kasus Novel, ratusan massa secara bergiliran menggeruduk Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Rabu (10/4/2019).

Kini giliran ratusan massa tergabung dalam Poros Kerakyatan Seluruh Ikhwan Muslim (PKS-IM) yang turun gunung menyatakan protes keras di momen 2 tahun Novel kali ini. Mereka menyatakan menolak kedunguan yang menjadikan kasus Novel sebagai alat kampanye politik.

“Jadi takhayul kalau langsung percaya sama bantahan Novel karena tidak berafiliasi Gerindra. Orang awam saja tahu dia dekat dengan siapa,” ungkap Ketua PKS-IM, M. Hazan.

Lebih lanjut, Hazan menegaskan apabila Novel hendak berpolitik, maka silahkan keluar dari penyidik, tinggalkan tugasnya. Karena Novel terkesan menggunakan kasus teror terhadapnya demi komoditas politik tertentu.

“Sikap Novel ini sangat berbahaya, karena menggunakan alat negara untuk kepentingan politik,” tuturnya.

Dikatakannya, kalau memang Novel sudah mempunyai afiliasi politik dengan kelompok eksponen atau kelompok luar seperti yang disampaikan oleh dua politisi Partai Gerindra Andre Rosiade dan Arief Puyono. Maka sebaiknya, lebih gentleman Novel segera keluar dari penyidik KPK sehingga berjuang dari luar lewat partai politik dalam mencari keadilan yang menurut dia yang selama ini tidak merasa keadilan dalam proses hukum.

“Kemudian narasi-narasi yang hendak dibangun Novel saat ini seakan Novel telah menjebak dirinya apalagi bila terkonfirmasi berafiliasi dengan parpol,” tuturnya.

Sementara itu, Peniliti Formappi Lucius Karus juga ikut merespons yang menyebut panggung rakyat untuk Novel kental dengan muatan politis.

“Saya kira sangat tinggi kemungkinan ditarik ke politik apalagi ada isu berafiliasi ke Gerindra. Ini panggung politik sehingga dikemas untuk menguntungkan 02. Bisa saja diklaim,” jelasnya.

“Musim kampanye ini sangat sarat politis dan kehadiran Bawaslu sangat penting agar sejak awal bisa menanyakan ke panitianya. Sebagau pengawas pemilu saya kira perlu,” tambah Lucius lagi.

Pengamat Politik IPI Karyono Wibowo pun menyebut kecenderungan referensi politik Novel Baswedan cenderung pro 02 dan itu bisa dikaitkan dengan jejak digital lamanya. “Novel pernah menghadiri acara sosialisasi Anies Sandi,” ungkap Karyono.

Meskipun, kata dia, Novel menepis berafiliasi dengan Gerindra tapi orang awam pun sudah bisa menebaknya lantaran kedekatannya dan kecenderungannya condong di Partai besutan Prabowo Subianto.

“Publik bisa simpulkan 02 referensi politiknya. Ini bagian propaganda strategi kampanye untuk menaikkan kubu 02 seolah-olah memiliki komitmen penuntasan kasus Novel. Padahal ada kasus lama juga belum terungkap yaitu 98,” tandasnya.