Jakarta – Direktur Rumah Politik Indonesia Fernando Emas menegaskan bahwa sampai saat ini Kepolisian Republik Indonesia Indonesia (Polri) masih memiliki semangat untuk melakukan pembenahan di internal.
Memisahkan Polri dari TNI dan menempatkan dibawah Presiden membawa perubahan ke arah yang lebih baik sebagai institusi yang bergerak di bidang keamanan.
“Saya menghargai adanya pendapat adanya aspirasi dari beberapa kelompok masyarakat yang berharap agar Polri di reposisi. Namun saya menganggap pernyataan oleh kelompok, akademisi atau tokoh yang menggaungkan isu wacana reposisi Polri terlalu tendensius, ada agenda tersembunyi dan disinyalir ada pesanan dari pihak tertentu,” tegas Fernando Emas, hari ini.
Fernando mensinyalir memunculkan isu reposisi Polri itu jangan-jangan mereka ingin memperlemah Polri sehingga kemanan Negara mudah diganggu dari internal atau eksternal.
“Jika dilihat dari isu yang diangkat mengenai oknum Polri yang tidak profesional dan merusak citra institusi masih jauh lebih banyak jumlah polisi baik yang profesional,” katanya.
Disebutkannya, jumlah anggota Polri saat secara keseluruhan 436.432 orang, namun bila dibandingkan dengan oknum yang tidak profesional hanya beberapa persen saja.
“Masih jauh lebih banyak anggota Polri baik dan profesional yang siap memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat untuk melindungi, mengayomi dan melayani,” ucapnya.
Fernando melanjutkan bahwa secara organisasi Polri sudah jauh lebih baik, tapi memang harus ada perbaikan pola pengawasan maupun pembinaan terhadap para anggota Polri saat bertugas. Namun kesalahan dan tidak profesionalnya beberapa anggota Polri jangan langsung menghukum seolah institusi yang bersalah dan tidak profesional.
“Seharusnya kalau memang ingin melakukan perbaikan terhadap kinerja dan institusi Polri bukan mereposisi tetapi mencari penyebabnya dan melakukan perbaikan. Mereposisi bukanlah solusi selama penyebabnya tidak diketahui dan tidak ada pembenahan,” pungkasnya.