Sabar Tunggu Real Count KPU, Aliansi Mahasiswa Serukan Stop Provokasi dan Hoax

oleh -549 Dilihat

 

JAKARTA – Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Relawan Cinta NKRI memastikan akan mendukung penuh Komisi Pemilihan Umum (KPU) agar tetap fokus terhadap penyelesaian perhitungan suara manual.

“Kami meminta kepada pasangan calon dan seluruh tim sukses serta para pendukung agar tetap tenang sampai menunggu keputusan real count KPU. Sabar jangan terprovokasi dengan gerakan inkonstitusional,” ungkap Fahri Salim Presma Jayabaya saat jumpa pers dan diskusi “Jaga Silaturahmi dan Stop Provokasi” di Bakoel Koffie Cikini Menteng, Jumat (26/4/2019).

Turut hadir juga mahasiswa dari berbagai kampus diantaranya Universitas Jayabaya, UBK, UIJ, Universiras Azzara, Unindra, UNAS, UHAMKA, Satuan Pelajar dan Mahasiswa PP dan KNPI.

Lebih lanjut, pihaknya juga mengajak masyarakat untuk mengawasi hasil real count walaupun hasil dari quick count sudah keluar. Serta meminta masyarakat untuk tetap bersikap tenang sampai waktu pengumuman hasil penghitungan secara manual.

“Kami meminta masyarakat agar tidak terprovokasi berita hoaks terkait klaim kemenangan yang dilakukan oleh salah satu pasangan calon,” tuturnya.

Sementara itu, Koodinator Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Relawan NKRI Frans Freddy memuji penyelenggaraan hajatan lima tahunan yang berlangsung dengan tertib, aman dan damai.

“Pesta demokrasi lima tahunan ini harus kita akui secara umum, cukup berhasil, walau masih banyak yang di perbaiki kedepannya, karena periode kali ini kita baru melangsung pilpres dan pileg dengan serentak. Dengan hal ini kita patut memberikan apresiasi yang mendalam atas kerja keras semua elemen bangsa, termasuk KPU, Bawaslu, Polri dan TNI,” terang Frans.

Kendati demikian, Frans meminta masyarakat tidak terprovokasi oleh kelompok tertentu yang ingin mendelegitimasi penyelenggara pemilu dan juga menuding institusi TNI dan Polri tidak netral atau mendukung salah satu paslon tertentu pada pemilihan presiden. Bukan hanya itu, kata dia, mereka juga sengaja membenturkan rakyat sampai mengancam akan melakukan people power (pengerahan masa secara besar-besaran) jika hasil pemilu tidak sesuai dengan kehendak politik mereka.

“Dengan situasi dan kondisi seperti ini kita semua harus menahan diri dan berhenti memproduksi narasi yang mengarah pada perpecahan persatuan dan kesatuan bangsa. Hal seperti itu jangan sampai terjadi,” ucap Frans lagi.

Frans berpesan agar masyarakat berkontribusi menciptakan suasana yang kondusif, agar proses perhitungan suara yang sedang berlangsung di KPU berjalan dengan baik, tanpa ada intimidasi dari pihak manapun. Penyelenggara pemilu tidak boleh terpengaruh oleh desakan gelombang opini publik dan tetap bekerja secara independen, profisional dan transparan sesuai amanah undang-undang.

“Kami atas nama aliansi mahasiswa dan pemuda cinta NKRI menghimbau agar para pendukung maupun kedua timses paslon capres tidak melakukan deklarasi kemenangan, saling mengejek dan menuding, apa lagi mendahului keputusan resmi dari KPU. Jika ada salah satu paslon mengclaim kemenangan dan mendeklarasikan dirinya, itu pasti hoax. Sebenarnya claim kemenangan adalah hal yang wajar, selama tidak mengganggu proses rekapitulasi manual yang di lakukan oleh KPU secara berjenjang,” papar Frans.

“Polri juga harus bertindak tegas terkait dengan oknum-oknum yang menyebarkan berita Hoax yang meresahkan masyarakat,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.