Pilih Pemimpin Dengan Akal Sehat, Jangan Pilih yang Kerap Sebar Berita Bohong!

oleh -240 Dilihat

JAKARTA – Barisan Umat Islam Kaffah (BUIKAFF) berunjuk rasa didepan Patung Kuda Indosat Jakarta Pusat, Selasa (22/1/2019).

Mereka menyoroti pernyataan calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto yang dituding kerap kontroversi dan blunder. Terbaru adalah pernyataan hoax Grobogan, Jawa Tengah sebagai Kabupaten termiskin dan warga di provinsi itu yang bunuh diri dikarenakan memiliki hutang.

“Umat Islam harus cerdas untuk memilih pemimpin. Jangan biarkan hoax tumbuh subur dan negeri ini menjadi negeri hoax. Stop mendukung calon pemimpin yang doyan sebar hoax,” tegas Koordinator aksi Maulana.

Disela-sela aksinya, para demonstran juga melakukan teatrikal rentetan peristiwa hoax di tanah yang dimasukkan kedalam kotak hoax.

Lebih lanjut, Maulana membeberkan rentetan kebohongan lainnya jelang laga Pemilu 2019 diantara fenomena kebohongan penganiayaan mantan pemain teater sekaligus mantan anggota Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi, Ratna Serumpaet. Kata dia, bukannya menjadi pelajaran berharga justru hoax kian merajalela. Selanjutnya, selang untuk pasien cuci darah di RSCM dan berita bohong berisi kabar tujuh kontainer berisi surat suara Pemilu 2019 sudah dicoblos di Tanjung Priok, Jakarta Utara.

“Sangat miris, apakah pantas calon pemimpin yang kerap menyebarkan hoax diberikan kepercayaan oleh rakyat. Harusnya dia bisa memberikan edukasi politik yang baik kepada rakyatnya. Hoax membodohi masyarakat awam. Penyebaran hoax sangat dibenci oleh Allah SWT,” katanya.

Seharusnya, kata dia, sebagai muslim harusnya bertabayun atau mengklarifikasi setiap informasi yang diterima. Dia melanjutkan kabar tidak benar ini membuat Rasulullah SAW resah sehingga turun wahyu dari Allah, “Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa diantara mereka yang mengambil bagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar” (QS. An-Nur: 11).

Maulana kembali menekankan, akibat dari beredarnya informasi bohong, ide dan gagasan bukan lagi menjadi faktor utama dipilihnya seorang peserta pemilu oleh masyarakat. Justru hoax menjadi cara untuk menghalalkan merebut kekuasaan.

“Gunakan akal sehat dalam memilih pemimpin kedepan, jangan biarkan negara ini hancur gara-gara hoax. Mari bangun optimisme yang membuat kita semua bersemangat membangun negeri. Jangan terpengaruh dengan informasi hoax yang menyesatkan dan mengandung pesimisme,” pungkasnya.