SERANG – Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) asal Papua menepis adanya memastikan sebanyak 200 siswa asal Papua yang sedang melakukan studi di Provinsi Banten, tidak terpengaruh dengan adanya pemberitaan ditangkapnya Gubernur Papua Lukas Enembe oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Untung Supriyanto, selaku Pembina ADEM Papua yang ditunjuk oleh Pemerintah Provinsi Banten mengatakan. Dari mulai dibentuknya pada tahun 2013 silam hingga saat ini, ADEM Papua dan Papua Barat masih tetap terfokus pada program peningkatan kualitas pendidikan bagi para siswa/i tingkat menengah asal Papua.
Dalam pelaksanaannya program ADEM Papua di Provinsi Bante terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu ADEM 3 T atau Daerah Terdepan Terpencil dan Tertinggal, ADEM Papua dan Papua Barat Dalam rangka Orang Asli Papua (OAP) untuk perkembangan SDM dan ADEM Repatriasi atau Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang berdomisili di luar Negri akan tetapi anak anaknya tidak bisa sekolah, Dalam Rangka mengembalikan ke NKRI.
“Di Provinsi Banten berdasarkan data ADEM Provinsi Banten tahun 2022 tedapat 200 pelajar asal Papua yang saat ini sedang mengikuti kegiatan belajar dan tersebar di 20 sekolah SMA/SMK di delapan kabupaten/kota Provinsi Banten yang telah ditunjuk oleh pemerintah,” jelas Untung Supriyanto saat ditemui awak media dikantornya.
Lelaki yang juga menjabat sebagai Kepala Sekolah SMKN 1 Ciruas mengatakan, jika pemberitaan terkait ditahannya Gubernur Papua Lukas Enembe tidak mempengaruhi para siswa/i Papua yang mengikuti Program ADEM di Provinsi Banten dikarenakan terfokus pada proses pembelajaran.
Sebagai rasa tanggung jawab terhadap anak didiknya, lanjut Untung Supriyanto. Dirinya akan mengatur pertemuan dengan sejumlah Pembina ADEM di Provinsi Banten untuk mencegah para siswa/i terprovokasi isu atau pemberitaan yang muncul di media masa maupun media sosial.
“Saya akan mengatur pertemuan dengan Pembina ADEM di Sekolah untuk membicarakan terkait dampak isu – isu di Papua yang dapat memprovokasi pelajar Papua di Banten, namun saya perlu pendampingan dari Kepolisan agar dapat memberikan saya masukan karena pelajar asal Papua yang sedang belajar di Banten merupakan anak-anak saya dan tanggung jawab saya,” Ungkap Untung Supriyanto.
Dengan mengambil sikap serta mempersiapkan sejumlah langkah dalam mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan tersebut. Diharapkan dapat membuat para siswa/i ADEM Papua untuk tetap fokus belajar serta menjauhkan mereka dari isu-isu yang bersifat provokatif.