Jubir KKB Blak-blakan Sudah Biasa Transaksi Senpi Militer Indonesia Lewat Black Market

oleh -6 Dilihat

Jakarta – Juru Bicara Tentara Nasional Pembebasan Papua Barat (TPNPB) atau Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua, Sebby Sambom mengatakan senjata api yang disita Polda Papua dipesan dari pihak militer Indonesia. Sebelumnya, polisi menyita enam pucuk senjata api pabrikan PT Pindad dari tangan Yuni Enumbi, 29 tahun, di Kabupaten Keerom, pada Kamis, 6 Maret 2025.

“Kami memperoleh senjata dari militer Indonesia, dan ini wajar. Sudah sering terjadi dan merupakan bagian dari usaha TPNPB untuk memperjuangkan kemerdekaan Papua,” kata seperti dilansir Tempo.

Sebby mengatakan selama ini praktik jual beli senjata di Papua memang melibatkan pihak militer Indonesia.

“Itulah namanya black market. Dalam perjuangan ini, kami terhubung dengan jaringan di militer Indonesia untuk menyuplai senjata. Tentara dan polisi butuh uang, kami butuh senjata,” kata Sebby.

Dia mengatakan, selain suplai senjata dari militer Indonesia, dukungan juga datang dari orang asli Papua yang berdinas di institusi militer dan kepolisian.

Hal ini, misalnya, dilakukan oleh Yuni Enumbi, mantan anggota TNI yang pernah berdinas di Kodam Kasuari. Dia dipecat karena membantu distribusi senjata kepada KKB Papua pada 2022.

Yuni Enumbi kemudian ditangkap saat akan membawa senjata buatan PT Pindad dari Jayapura ke Wamena melalui jalur darat. “Pelaku mendapatkan suplai senjata api tersebut dari Surabaya dengan nilai transaksi mencapai Rp 1,3 miliar,” ujar Patrige dikutip dari Tempo.

Polisi menyita dua pucuk senjata laras panjang jenis SS1 VI dalam kondisi belum terangkai, empat senjata api pendek jenis G2 Pindad, 5 buah magazine, 882 butir amunisi berbagai kaliber dan satu pucuk senapan angin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.