Bandung – Ketua Yayasan Prabu Foundation mengimbau para generasi muda Indonesia untuk semakin waspada terhadap bahaya paparan paham radikalisme yang berkembang melalui media sosial. Menurutnya, ruang digital saat ini menjadi medan baru bagi kelompok-kelompok yang ingin mempengaruhi pikiran anak muda melalui konten provokatif, informasi menyesatkan, hingga ajakan yang mengarah pada intoleransi.
“Anak muda adalah aset bangsa. Energi besar mereka jangan sampai dimanfaatkan oleh pihak yang ingin memecah belah persatuan,” tegasnya.
Ia menekankan pentingnya kemampuan literasi digital, berpikir kritis, serta tidak mudah terbawa arus informasi yang tidak jelas sumbernya.
Ketua Yayasan Prabu Foundation juga mengingatkan bahwa menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2026, diperlukan partisipasi seluruh masyarakat—khususnya generasi muda—untuk menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).
Situasi menjelang hari besar keagamaan sering dimanfaatkan oleh pihak tertentu untuk menyebarkan isu provokatif, hoaks, atau konten bernuansa perpecahan.
“Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga ruang digital tetap sehat dan menghormati keberagaman di Indonesia. Jangan ikut menyebarkan informasi yang belum terverifikasi, dan jadilah bagian dari upaya menciptakan suasana damai,” ujarnya (08/11/2025).
Ia menegaskan bahwa anak muda memiliki peran besar dalam menjaga suasana kondusif di masyarakat. Dengan bersikap bijak di media sosial, menghormati perbedaan, dan tidak memberikan ruang bagi narasi ekstrem maupun radikal, generasi muda dapat menjadi garda terdepan dalam menjaga persatuan bangsa.
Prabu Foundation berharap momentum Natal dan Tahun Baru 2026 dapat berlangsung dengan tertib, aman, dan penuh kedamaian. Melalui sinergi antara masyarakat, pemuda, dan aparat keamanan, Indonesia diharapkan tetap menjadi ruang bersama yang rukun, toleran, dan kuat menghadapi berbagai potensi ancaman.
