Doa untuk Bangsa Warnai CFD, FKAAI Kampanyekan Anti IRET dan Persatuan Nasional

oleh -12 Dilihat

Jakarta – Yayasan Forum Komunikasi Aktivis Akhlakulkarimah Indonesia (FKAAI) menggelar kegiatan Doa untuk Bangsa dan Sosialisasi Anti IRET (Intoleransi, Radikalisme, Ekstremisme, dan Terorisme), Anti Bullying, Anti Tawuran, serta Anti Narkoba dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) FKAAI ke-4, Minggu, 14 Desember 2025.

Kegiatan yang berlangsung pukul 07.00 hingga 09.30 WIB di kawasan Car Free Day (CFD) bawah Fly Over samping MRT Bendungan Hilir, Jakarta, ini dihadiri sejumlah tokoh nasional, di antaranya Gus Islah Bahrawi serta Nasir Abas selaku Pembina FKAAI dan mantan pimpinan Jamaah Islamiyah (JI).

Acara ini menjadi ruang refleksi, edukasi, sekaligus seruan moral kepada masyarakat untuk memperkuat nilai akhlakulkarimah, perdamaian, dan keadilan beradab di tengah tantangan sosial yang semakin kompleks.

Ketua Yayasan FKAAI, Saman, dalam sambutannya menegaskan komitmen organisasi dalam membangun generasi yang damai dan menolak segala bentuk kekerasan.

“FKAAI hadir untuk menanamkan nilai akhlakulkarimah dan budaya damai. Kami ingin anak-anak Indonesia tumbuh tanpa kekerasan, tanpa bullying, serta jauh dari pengaruh radikalisme dan narkoba,” ujar Saman.

Kegiatan ini juga mendapat dukungan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui sambutan Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) DKI Jakarta yang diwakili oleh Handoko Murhestriarso, S.K.M., M.E. Ia menyampaikan apresiasi atas peran aktif FKAAI dalam menjaga persatuan dan memperkuat toleransi di tengah masyarakat.

“Kegiatan ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Peran organisasi masyarakat seperti FKAAI sangat strategis dalam membangun kesadaran kebangsaan,” ujarnya.

Momentum kegiatan semakin khidmat dengan doa untuk bangsa yang dipimpin oleh Ustadz Mbah Zarkasih, yang mendoakan keselamatan Indonesia, persatuan bangsa, serta kekuatan bagi masyarakat yang terdampak bencana di berbagai daerah.

Suasana haru juga terasa saat pembacaan puisi berjudul “Tega” oleh Sarah Darein Salsabila, anak penyintas korban terorisme Bom Kedubes Australia 2004. Puisi tersebut merupakan karya ibundanya yang juga menjadi korban dan wafat akibat peristiwa tersebut, menjadi pengingat akan luka mendalam yang ditinggalkan aksi terorisme bagi generasi penerus bangsa.

Pesan perdamaian turut disampaikan melalui teatrikal puisi oleh mantan narapidana terorisme Abdul Rohim Sidik, serta penampilan Hamindalid Band yang digawangi eks napiter Bang Ziad, Bang Uzair, dan rekan-rekan. Penampilan ini menjadi simbol transformasi, rekonsiliasi, dan harapan bahwa perubahan menuju kebaikan selalu terbuka.

Dalam kesempatan tersebut, Nasir Abas menekankan pentingnya menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas), khususnya menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru.

“Saya mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama menjaga kamtibmas jelang Natal dan Tahun Baru. Jangan mudah terprovokasi, jaga persatuan, dan hindari segala bentuk kekerasan yang dapat merugikan bangsa,” ujar Nasir Abas.

Sebagai aksi nyata, FKAAI bersama relawan melakukan sosialisasi langsung dan pembagian stiker kampanye kepada masyarakat dan pengunjung CFD dengan pesan Anti IRET, No Bullying, No Tawuran, dan Anti Narkoba, yang dipandu langsung oleh Nasir Abas.

Kegiatan ditutup dengan penegasan komitmen bersama untuk terus menjaga persatuan, menebar nilai kebaikan, serta membangun Indonesia yang damai, beradab, dan bebas dari kekerasan.

Melalui kegiatan ini, FKAAI berharap dapat terus menjadi bagian dari solusi bangsa dalam membangun generasi yang berakhlakulkarimah, cinta damai, dan bertanggung jawab terhadap masa depan Indonesia.